hujan sepertinya mulai membasahi
setiap sudut ruang dunia
secara berganti-gantian
seiring kemana arah angin membawa awan pergi
seperti kehidupan seorang manusia
yang selalu berjalan mengikuti arahnya nasib pergi
semampunya berusaha
tapi tak jarang mendapat oleh-oleh rasa pedih
yang tertanam di hati
kadang sudah kuat mencoba ikut
tapi tak kunjung berputar
kadang lintasan itu terasa melencong dari rotasinya
keluar dari jalur jalannya
seperti air di sungai yang pindah alih
ke jalan karna sudah terlalu
sudah dijalani
dia butuh kesadaran dan kepedulian
untuk menghilangkan jejak air
yang menggenangi segerombolan jari
tapi kadang jari itu memaksa
utnuk lewat, tapi tetap ditahan
oelh para penjahat yang menghalaunya
untuk mengambil sisa-sia pecahan kepedulian itu
ntah sampai kapan
hanya bisa ngedumel dihati
melihat dia yag lebih berkuasa bisa dengan mudah lewat
ntah sampai kapan berusaha untuk bisa ikut membanggakan
ntah ntah dan ntah
ayolah dia sudah jenuh
membuat orang yang dikasihinya
selalu kecewa menerima hasil jerih pyahnya
tapi apa boleh buat
ada yang lebih berkuasa diatasnya
ada yang lebih bisa daripada dia
seakan dunia taklagi memberikan ke jujuran ruang untuk hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar