Kamu adalah cerita dalam heningan malamku, cerita dalam
kegundahanku, cerita dalam senyumku cerita dalam sebagian kebahagianku..
cerita dalam setiap alunan tawaku yang mungkin pernah menghiasi harimu
dulu. Aku adalah bunga yang ingin mekar indah agar untuk kau singgahi
dan kau jaga disaat bunga itu sakit menangis tertawa agar dapat menjadi
sebuah simbosiosis dalam pemandangan nikmat Tuhan. Aku selalu ingin
jadi bunga itu, bunga yang dapat membuat hidupmu lebih berwarna, lebih
indah, dan menjadi penghias dalam setiap kesedihanmu. Tapi teryata bunga
itu malah menjadi penganggu dalam hidupmu, membuatmu kesal, tidak
nyaman bahkan membuatmu akhirnya membuangnya karna telah layu dimakan
kesedihannya sendiri.
Cinta itu nggakperlu diucapin dari lisan
atau dibuat rangkaian kata menjadi kalimat yang manis. Cinta hanya
perlu di tunjukkan dengan tarian tubuh yang indah yang dapat mengisahkan
rasa cinta itu. Cinta itu nggak objektif. Cinta nggak bisa ditebak
darimana datangnya? Kapan perginya? dan kepada siapa dia datang. Yah aku
ingat kamu pernah bilang, “ cinta itu hanya sementara, tapi kalau
sayang sifatnya universal. Sayang sampai kapanpun walaupun dia terpisah,
dan udah nggak bisa memegang tangan mereka bersama lagi, sayang itu
bakalan tetap ada dan bakalan susah buat dikubur sedalam apapun
liangnyaa”.
Bagiku kamu adalah buku yang nggak pernah bisa dibaca
sampai selesai. Bagiku kamu adalah soal matematika yang nggak bisa
ditemuin rumusnya, semakin sulit di cari dan nggak akan bisa di
selesaikan. Bagiku kamu adalah labirin yang nggak ada pintu keluarnya.
Bagiku kamu seperti tetesan air yang nggak akan bisa dipegang. Semua
tentangmu, kenyataan tentangmu, apa yang kamu lakukan selalu kamu buat
menjadi teka-teki silang yang sama sekali belum ku temui jawabannya.
Warnamu abu-abu, samar seperti embun yang hanya bisa dirasakan hadirnya
ketika dia nampak disaat aku mencoba memegang embun itu menjadi air yang
lagi-lagi nggakbisa dirasakan permukaannya.
Berulang kali bunga
itu dipetik tapi lalu ditanamkan kembali. Berulang kali bunga itu kau
coba potong. Berulang kali bunga itu kau biarkan kekeringan, tapi? Dia
tetap bertahan dengan kondisi yang mencoba menjadi sempurna. Dia ingin
menjadi pohon kaktus yang walaupun tinggal ditempat yang tandus dia
masih bisa berdiri tegak dengan tegar dan masih bisa memberikan warna di
ketandusan itu. Yang walaupun berulamg kali dipotong dia tetap bisa
membuat tunas baru dan membuat bagian yang baru. Yang walaupun sudah
dipetik, tapi masih bisa hidup jika di tanamkan kembali. Tapi sayangnya
dia tidak bisa menjadi kaktus seutuhnya yang bisa mempertahankan diri
dari pengganggu yang datang. Dia tak setangguh kaktus.
Cinta ini
seperti rumus kimia yang harus bisa diselesaikan. Seperti soal
matemtaika yang tidak ada rumusnya. Dan menyakitkan seperti tertusuk
permen tajam. Yang berawal dari kedekatan yang akhirnya mengubah
perasaan itu menjadi saling cinta yang akhirnya harus diubah menjadi
perasaan awal lagi.